Menunggu itu melelahkan.
Mengalah itu menyakitkan.
Dari dua hal tersebut, aku berhasil menjajahi berbagai aspek kehidupan di Dunia ini.
Ujian, masalah, air mata, dan penghianatan datang silih berganti bagai tiupan angin.
Tak perlu mencari letak kebahagiaan.
Tak perlu menghindar dari sebuah ujian hidup.
Karena itu semua akan datang dengan sendirinya, sama dengan datangnya tiupan angin yang membawa sebuah masalah dalam kehidupanku, maka angin itu pula yang akan membawanya pergi.
Yang menjadi pertanyaanya adalah, akankah aku tetap bertahan, akankah kesabaran dari dalam ragaku akan terus menemaniku hingga tiupan angin itu datang membawa kembali ujian, masalah, air mata, dan penghianatan yang ia bawa masuk dalam zona kehidupanku?
Dan, saking lamanya berbagai ujian itu mampir dalam kehidupanku.
Maka, aku akan menyerah sebelum angin itu datang membawa kembali berbagai ujian yang ia masukan kedalam ruang kehidupanku.
"Resusitasi adalah prosedur medis darurat yang dilakukan untuk menyelamatkan nyawa seseorang saat pernapasan atau jantungnya berhenti. Lakukan dengan segera dengan Posisi tangan harus pas hingga proses kompresi jantung bisa maksimal. Tapi tentunya akan ada efek samping, salah satunya patah tulang."
Satu bait penjelasan medis yang malah membuat mata dr. Adis berkaca-kaca ingin menangis. Padahal penjelasannya tidak ada hubungannya sama sekali dengan kisah hidupnya. Namun ketika ia renungkan semakin dalam, analogi itu sangatlah cocok.
Bahwa ia bertemu dengan seorang pria yang sedang sekarat dalam urusan percintaan. Seorang pria yang pernah patah hati hingga mati rasa. Jantung bagian percintaannya berhenti berdetak. Lalu dengan polosnya, Adis mencoba memberikan pertolongan dengan cara menyentuh jantung hatinya. Memberi tekanan-tekanan cinta, berharap jantung hati pria itu akan kembali berdetak normal hingga bisa kembali merasakan jatuh cinta.
Namun sayangnya Adis tidak memperhitungkan lebih jauh lagi bahwa berhasil atau tidak berhasilnya resusitasi yang ia berikan pada pria itu, tetap akan menimbulkan efek patah hati.