Story cover for Nata & Sya by setitiktinta_
Nata & Sya
  • WpView
    Reads 42,962
  • WpVote
    Votes 1,495
  • WpPart
    Parts 30
  • WpView
    Reads 42,962
  • WpVote
    Votes 1,495
  • WpPart
    Parts 30
Ongoing, First published Jun 01, 2017
Ketika hati yang lupa akan goresan rasa yang telah menutup terhadap 'sesuatu' yang membuat hati itu terluka, kini rasa itu tumbuh kembali seiring hati yang terus berteriak akan 'sesuatu baru' yang rindu akan hadirnya rasa. Tentang apa yang membuatnya sadar bahwa risiko dari mencintai dalam diam ialah terluka dalam diam. 
Akankah ia dapat menemukan jawaban atas apa yang ia rasakan walau itupun juga dalam keadaan diam?

Atau mungkin dengan cara yang selama ini ia harapkan "mencintai dan dicintai kembali"? Entahlah.... semua tidak bisa diceritakan sesingkat mungkin. Kalian wajib baca kisahnya :)
All Rights Reserved
Sign up to add Nata & Sya to your library and receive updates
or
#139word
Content Guidelines
You may also like
You're Here, But Not For Me by MyMiela
8 parts Ongoing
Katanya, tatapan bisa bohong. Tapi kenapa setiap kali mataku dan matanya bertemu, jantungku selalu membocorkan semuanya? Aku yang diam-diam menyimpan perasaan, dan dia... entah menyembunyikannya, atau memang belum menyadarinya. Kadang aku berharap dia gak lihat. Tapi kadang juga kecewa waktu dia beneran gak lihat. Lucu ya? Dan aku? Aku tetap di sini. Setiap kali aku melihatnya, aku hanya bisa menatap dari kejauhan, menyembunyikan perasaan yang tak pernah terucap. Aku takut, jika aku mengungkapkannya, semuanya akan berubah. Jadi, aku memilih diam, menikmati setiap momen kecil yang bisa aku curi bersamanya. Aku sering bertanya-tanya, apakah dia pernah merasakan hal yang sama? Namun, aku terlalu takut untuk mencari tahu jawabannya. Karena jika ternyata tidak, aku harus siap menerima kenyataan yang menyakitkan. Aku tahu, ini bukan cinta yang sehat. Tapi bagaimana aku bisa berhenti mencintainya, jika setiap detik aku hanya memikirkannya? Aku mencoba untuk menjauh, untuk melupakan perasaan ini. Namun, semakin aku mencoba, semakin aku terjebak dalam perasaan yang sama. Seolah-olah hatiku menolak untuk melepaskan. Aku membayangkan bagaimana rasanya jika dia tahu perasaanku. Apakah dia akan menjauh, atau justru mendekat? Namun, semua itu hanya ada dalam pikiranku. Aku menulis tentangnya, tentang perasaanku yang tak pernah sampai. Menulis menjadi pelarianku, satu-satunya cara untuk menyalurkan perasaan ini. Karena aku tahu, aku tak akan pernah bisa mengatakannya langsung padanya. Aku hanya bisa diam dan menahan semuanya sendiri. Tapi mungkin, inilah caraku mencintai. Dalam diam, tanpa harapan, tapi penuh ketulusan. Aku tahu, mencintai dalam diam adalah pilihan yang menyakitkan. Tapi aku juga tahu, ini adalah satu-satunya cara agar aku tetap bisa berada di dekatnya. Meskipun hanya sebagai teman, aku sudah cukup bahagia. Karena setidaknya, aku masih bisa melihat senyumnya setiap hari.
Martanita [END] by Megautamii10
106 parts Complete Mature
⚠️PERLU DIPERHATIKAN!!⚠️ Cerita ini mengandung sedikit unsur kedewasaan, untuk yang dibawah umur bijaklah dalam memilih bacaan! (18++) Baik dan lugu, itulah sifat dari seorang Anita Gautama. Wanita yang jatuh cinta pada lelaki yang bernama Herman Winata. Hubungan mereka berhasil hingga ke jenjang pernikahan. Tapi kekecewaan menghampiri diri Anita, suami yang sangat ia cintai ternyata sama sekali tak mencintai dirinya. Dia hanya dimanfaatkan selama ini. "Aku tidak pernah mencintaimu! Lihatlah dirimu terlalu lugu dan tak menarik!" Kekecewaan yang menyakitkan itu membuat Anita merubah semuanya. Dari sikap hingga cara berpakaiannya. Setelah perubahan itu banyak lelaki yang mencarinya dan melamarnya. Namun semuanya ia tolak. Gilang Paramarta, seorang murid baru disekolah tempat Anita mengajar, seorang murid yang memiliki kadar kenakalan dan kejahilan yang tinggi hingga membuat semua guru disana kewalahan. Siapa sangka dialah orang yang mampu meluluhkan hati Anita dan membuat kehidupan Anita lebih berwarna dan bahagia "Besok panggil orang tuamu suruh ke sekolah!" Dengan kesal anita berbicara pada gilang "Buat apa buk?" Dengan wajah polosnya ia bertanya "Buat ngasi tau kelakuan kamu seperti apa!" Anita berlalu sambil mengelus dadanya Tiba-tiba, langkahnya terhenti. "Saya kira mau minta restu." Anita menatap tajam kearah suara itu namun yang berkata malah tersenyum tanpa rasa bersalah. Penasaran sama ceritanya?? Kuy, langsung dibaca aja gaess;) Jangan lupa vote dan koment yaa Happy reading☺️ Maaf jika tulisannya masih berantakan, lagi males revisi soalnya😊
You may also like
Slide 1 of 9
You're Here, But Not For Me cover
Shadow That Fades cover
Martanita [END] cover
TULIP [VIKUY]  (END) cover
Jejak Rasa [TAMAT] cover
Tentang Lionel : Cerita dari Catherina cover
Cinta Dalam DIAM, Cinta DALAM-DALAM cover
Bukan Sekedar Kagum cover
Silent Love cover

You're Here, But Not For Me

8 parts Ongoing

Katanya, tatapan bisa bohong. Tapi kenapa setiap kali mataku dan matanya bertemu, jantungku selalu membocorkan semuanya? Aku yang diam-diam menyimpan perasaan, dan dia... entah menyembunyikannya, atau memang belum menyadarinya. Kadang aku berharap dia gak lihat. Tapi kadang juga kecewa waktu dia beneran gak lihat. Lucu ya? Dan aku? Aku tetap di sini. Setiap kali aku melihatnya, aku hanya bisa menatap dari kejauhan, menyembunyikan perasaan yang tak pernah terucap. Aku takut, jika aku mengungkapkannya, semuanya akan berubah. Jadi, aku memilih diam, menikmati setiap momen kecil yang bisa aku curi bersamanya. Aku sering bertanya-tanya, apakah dia pernah merasakan hal yang sama? Namun, aku terlalu takut untuk mencari tahu jawabannya. Karena jika ternyata tidak, aku harus siap menerima kenyataan yang menyakitkan. Aku tahu, ini bukan cinta yang sehat. Tapi bagaimana aku bisa berhenti mencintainya, jika setiap detik aku hanya memikirkannya? Aku mencoba untuk menjauh, untuk melupakan perasaan ini. Namun, semakin aku mencoba, semakin aku terjebak dalam perasaan yang sama. Seolah-olah hatiku menolak untuk melepaskan. Aku membayangkan bagaimana rasanya jika dia tahu perasaanku. Apakah dia akan menjauh, atau justru mendekat? Namun, semua itu hanya ada dalam pikiranku. Aku menulis tentangnya, tentang perasaanku yang tak pernah sampai. Menulis menjadi pelarianku, satu-satunya cara untuk menyalurkan perasaan ini. Karena aku tahu, aku tak akan pernah bisa mengatakannya langsung padanya. Aku hanya bisa diam dan menahan semuanya sendiri. Tapi mungkin, inilah caraku mencintai. Dalam diam, tanpa harapan, tapi penuh ketulusan. Aku tahu, mencintai dalam diam adalah pilihan yang menyakitkan. Tapi aku juga tahu, ini adalah satu-satunya cara agar aku tetap bisa berada di dekatnya. Meskipun hanya sebagai teman, aku sudah cukup bahagia. Karena setidaknya, aku masih bisa melihat senyumnya setiap hari.