Ide cerita ini datang dari obrolan dengan Kang Adhit (Adhitya Mulya) pada suatu siang, yang bilang ke saya, "Akan ada selalu ada satu nama yang selalu tertulis di hati dan tidak bisa tertulis di buku nikah." Maka kita sering pada akhirnya berakhir dengan pilihan kedua, the second best. Di novel ini, Gwen Nardini mengisahkan ceritanya tentang pilihan itu, dan pilihan yang kemudian ia buat. Ini adalah bagian prolog novel, dua halaman pertama.