The Red Rose | CHEOLSOO
  • Reads 495
  • Votes 59
  • Parts 2
  • Reads 495
  • Votes 59
  • Parts 2
Ongoing, First published Jun 06, 2017
❝ Odd cafe memang terkenal sebagai cafe yang cukup aneh karena menyediakan rental sepatu roda yang boleh digunakan oleh para penyewa baik dilapangan yang disediakan maupun diseluruh penjuru restoran. Walaupun begitu, harus Seungcheol akui -Bahkan member Axl pun harus mengakui- tempat aneh itu membawa berkat bagi mereka. Dan siapa sangka tempat tersebut telah mempertemukan dirinya dengan mawar yang ia maksudkan dalam lagu Rose yang ia tulis sendiri. ❞
All Rights Reserved
Sign up to add The Red Rose | CHEOLSOO to your library and receive updates
or
#77cheolsoo
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
Kisah Tak Sempurna cover
brother ; drarry cover
BABY CHANIE cover
Duke's Grip cover
Kesayangan Bunda cover
After Graduation cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
Selena (Wanita Panggilan) cover
antagonis wife [PO] cover

Dosa Ku

76 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.