Semuanya berjalan baik-baik saja. Sungguh. Pertemuannya di media sosial hanya berawal dari keisengan semata. Sampai suatu masa, ia memutuskan untuk bertemu dan bertatap muka. Namun, kenyataan pahit malah dihadapkan padanya. Semua yang dipercayainya ternyata tak seperti kelihatannya.
Laki-laki itu brengsek. Berkata ini-itu dan mengacaukan ingatan manisnya. Juga berkata bahwa ia ... hanyalah seorang gadis sakit jiwa yang butuh bantuannya.
Dan perlahan, seiring waktu, kenyataan lain mulai terkuak. Penyakit delusi yang dideritanya ... ingatan laki-laki itu yang separuh hilang ... semuanya tercampur dalam masa lalu kelam yang nyaris berakar sama.
Pada akhirnya, bisakah keduanya menyelesaikan masa lalu dan menjungkir-balikkan waktu? Atau malah sang waktu yang akan menjungkir-balikkan kehidupan keduanya?
-Anriza G.
Elliot Jensen and Elliot Fintry have a lot in common. They share the same name, the same house, the same school, oh and they hate each other but, as they will quickly learn, there is a fine line between love and hate.