[Harap Follow dulu sebelum baca]
Jojo, kamu mau ngapain?" ucap Aisha terbata, melihat Kenzo yang biasa dipanggil Jojo mendekatkan wajahnya kearah Aisha. Aisha menahan nafas, takut melihat tatapan Jojo yang sama sekali tidak seperti biasanya.
"Don't call me Jojo! Mulai sekarang, panggil aku Erick! Paham?" perintah Erick tepat didepan wajah Aisha.
"Tap.. tapi kenapa?" tanya Aisha bingung. Pasalnya Jojo adalah panggilan kesayangannya kepada Kenzo. Diambil dari kata Zozo yang akhirnya menjadi Jojo.
"Aku gak suka dibantah Ai" desis Erick rendah membuat Aisha semakin memundurkan tubuhnya menabrak dinding. Aisha terpojok, terkurung oleh kukungan Erick, tidak ada cela baginya untuk kabur.
"Turuti semua perintah ku, tidak ada bantahan apalagi penolakan. Ngerti!" bisik Erick tepat ditelinga Aisha, membuat Aisha terpaksa menganggukan kepalanya takut.
"Ngerti sayang?" tekan Erick, tidak puas akan jawaban Aisha yang hanya sekedar anggukan.
Aisha menggigit bibir dalamnya, sebelum berucap "Ngerti Jo, eh" Aisha menutup mulutnya karena salah menyebut dan semakin bergidik takut ketika Erick mengeluarkan tatapan lasernya.
"Erick Ai, call me Erick now" Ujar Erick rendah memaksa Aisha menyebutkan namanya.
"Er...Erick" ucap Aisha terbata yang mampu membuat Erick menggeram rendah menahan sesuatu. Karena bagi Erick, suara Aisha yang begitu merdu dan lembut meski diucapkan dengan nada takut mampu membangkitkan sisi liarnya tubuhnya.
Semua berubah sejak kecelakaan itu terjadi, tidak ada lagi Jojonya yang sopan, pendiam dan cenderung pemalu. Kini, yang ada hanya Erick yang pengatur, posesif dan pemaksa.
"Aku mau lakuin itu sama kamu, Pak."
Cerita tentang Pita mengeksplor banyak hal baru dalam hidup ketika Airlangga menawarkan sebuah kamar di apartemen pribadinya.
Pita hanya seorang gadis 22 tahun yang masih belum menemukan arah untuk masa depannya. Hidupnya selama ini hanya berputar pada keluarganya. Namun, transisi menjadi dewasa menyadarkannya bahwa banyak hal besar yang belum pernah ia ketahui. Sampai takdir mempertemukannya dengan Airlangga, dan dengan kesadaran penuh menginginkan sesuatu yang selama ini menjadi larangan untuknya.
Airlangga hanya pria yang hampir mencapai kepala 4 di masa hidupnya. Fokusnya hanya pada pekerjaan, pekerjaan, dan pekerjaannya. Tidak pernah sekali terbesit untuk mengalihkan perhatiannya pada hal lain, apalagi seorang perempuan. Namun, semua berubah ketika secara impulsif dia menawarkan sebuah kamar untuk tempat bernaung Pita. Terlebih Pita seperti epitome dari kemurnian yang sulit untuk ditolak.
Mature and adult theme
Age gap
Office romance
Sex scene
18+ 21+