[on hold tapi gak tau berapa lama]
Di antara berjuta-juta halaman yang kutulis di ruang arsip Astreia, kurasa yang inilah yang paling berkesan bagiku. Walaupun sepanjang peristiwa-peristiwa yang terjadi di sini aku hanya mengurung diri di ruang tulis pribadiku, tapi aku melihat, mendengar, dan merasakan itu semua dengan indra-indra tajamku.
Aku juga memutuskan untuk mengubah gaya menulisku agar lebih menarik, karena apa yang tertulis di sini wajib dibaca oleh calon murid-murid Astreia di masa depan.
Sudah lama aku tidak menulis sesuatu seseru ini dan pastinya aku tidak akan membocorkan isi arsip ini di bagian utama. Kalian harus membacanya sendiri, merasakannya sendiri.
Ya, setelah murid beasiswa itu datang ke Astreia, banyak hal-hal menarik yang terjadi di sana. Hal-hal yang tidak pernah kau duga. Sejak kedatangan murid itu, para 'kaum rendah' mendapatkan masa kejayaan mereka, hitam dan putih akhirnya dapat bersatu, dan kehancuran abadi dikalahkan.
Aku juga berkesempatan untuk bertemu dengan pribadi-pribadi yang menarik, bahkan 'saksi' dari apa yang kutulis ini adalah salah satu pribadi itu. Bayangkan, aku memberinya izin ke Bagian Terlarang hanya karena ia menarik perhatianku. Aku tidak pernah membiarkan seorang pun, termasuk kepala sekolah, para pendiri, dan raja sekalipun, untuk masuk ke sana. Apa aku sudah gila?
Baiklah, daripada aku menahanmu lebih lama lagi. Aku akan menyelesaikan pesanku di sini.
Pada siapapun yang sekarang memegang arsip ini, kau sudah mendapatkan izinku untuk membukanya dan membacanya. Kau sebaiknya menghargaiku karena sudah susah payah menyajikannya sedemikian rupa agar terlihat menarik di matamu!
Tunggu apa lagi?
Bacalah dan lihatlah sendiri peristiwa menakjubkan apa saja yang kutulis di sini.
-Sang Pencatat
"Papa jelek."
Itu dia, balita itu lah alasan nya. Alasan sang predator duduk tenang, dan menikmati celotehan tak jelas bocah mungil di pangkuan nya.
"Perlu ku belikan kacamata, hm? Bahkan ketampanan ku bisa menghancurkan satu negara."
"Jelek!"
"Buta!"
"Jelek!"
"Buta!"
"Lebih tampan Kak Jendla, wlee..."
"Apa kau bilang!"
°°°°
Pembantaian keluarga konglomerat bermarga 'Lancester' menjadi hot news headline di portal berita online beberapa minggu terakhir.
'Mengerikan' itulah satu kata yang ada di dalam benak semua orang. Bagaimana tidak, seluruh anggota keluarga di temukan mati dalam keadaan tubuh terkoyak benda tajam.
Karena tragedi itu lah, hidup Arbie sang korban sekaligus putri tunggal keluarga 'Lancester' berubah 180°.Dengan takdir tuhan, jiwa nya yang berumur 17 tahun berpindah ke raga balita yang baru menginjak usia 3 tahun.