Ia selalu berurusan dengan hujan. Kadang pula melewatkan pelangi. Di sela air yang turun, ia selalu menyisipkan kata. Meski tak pernah ia hitung berapa kata yang diucap, meski tak segan ia menghayal, meski tak ragu ia menyumpah, semua yang ia ucap adalah untuk memperbaiki. Ya, memperbaiki semua yang telah dirusak oleh dirinya sendiri. Waktu, pikiran, hati, tenaga, air mata, senyum, bahkan tawa bahagia. Jika kau menyelam lebih dalam lagi, kau akan buta dan lupa untuk naik ke permukaan. Jadi, cukuplah sampai di sini dan kembali sekarang. -Yasmin Olivia Tanudjaya Sebagian rindu pernah menusuk dan meninggalkan bekas luka karena harapan besar untuk sekedar bersapa, dan tak banyak kesempatan yang datang dua kali. -Mika ArkanawiraAll Rights Reserved
1 part