Adista yang pemalu berjalan dengan tergesa sambil menunduk, hingga tanpa disadarinya dia menubruk seseorang. Ahh! Alangkah sial nasib Adista, di tengah-tengah kawasan siswa-siswi senior dia malah menubruk seseorang. Jika nasibnya beruntung, mungkin dia hanya dimarahi sedikit lalu berlalu. Jika nasibnya sial, mungkin dia akan di bully siswa-siswi kelas IX yang menyeramkan ini. "Akhirnya Romeo dan Juliet bersatu" "Dhlan, Ratunya kok di tabrak sih" "Ya ampun Dista, kok Fadhlannya di sosor gitu aja sih" "Fadhlan bantuin Distanya dong, yang gentle gitu" Suara ribut-ribut terdengar ditengah usaha Adista untuk bangkit dan mencari tahu siapa orang yang dengan malang ditabraknya itu. "Tunggu dulu, Fadhlan? Ini Fadhlan si tukang salam?", pikir Adista dengan kening berkerut. Setelah berhasil bangkit, Adista ingin menarik Fadhlan ke tempat yang lebih sepi untuk diintrogasi. Namun, suara ribut kembali terdengar ketika tangannya akan terangkat ke udara. "Loh, Fadhlan mau kemana? Distanya kok ditinggal?" "Fadhlan kok main pergi aja sih?" "Itu manusia beneran naksir aku gak sih?", tanpa sadar Adista berseru dengan wajah memerah malu.All Rights Reserved
1 part