Saat pertama kali aku bertemu denganmu. 11 Maret 2016. tepat di hari ulang tahunmu. saat itu aku baru masuk ke lingkungan baru yang sudah tak asing bagimu. beberapa siswa berlarian melewatiku ke sebuah ruangan yang tak lagi sunyi. aku ingat saat itu tak sedikit dari mereka yang membawa karangan bunga, coklat dan kado dengan berbagai ukuran. dan aku, terbius untuk mengikuti langkah mereka. ...menghampirimu... Saat pertama kali aku bertemu denganmu. mata hitammu membiusku. senyum aroganmu mengintidasiku. dan saat itu juga aku sadar. aku telah jadi bagian dari orang-orang yang memujamu... Luci. *** "Sunyi..." hanya itu yang bisa aku rasakan saat langkah kakiku menyusuri gelapnya salah satu lorong di pusat kota. beberapa gerombolan tampak menghampiriku "Lusuh. tak punya masa depan" pikirku. salah satu dari mereka memergokiku sedang memandang mereka dengan tatapan meremehkan. "Lihat siapa yang kita temukan, kawan!" ucap pria berperawakan paling gahar diantara 6 pemuda lain "Kau seorang tuan muda?" ia bisa langsung menebak dari caraku berpakaian. ya, almamater sekolah berwarna kuning yang ku kenakan nampak mencolok di kegelapan. "Lihatlah! kulitmu nampak semulus porselin. apa kau benar-benar laki-laki?" sangsinya. "Bagaimana kalau kita telanjangi dia bos?" goda si kurus di sisinya. "Boleh juga" si bos gahar tertawa terpingkal "Ngomong-ngomong... siapa namamu ?" aku tersenyum hambar "Levi... Leviathan" *** aku berdiri di ambang antara dua pintu yang berdiri kokoh di hadapanku. sesuatu berbisik memintaku membuka salah satu pintu. tapi aku tetap terpaku sebelum kembali merebahkan tubuhku di ranjang berukuran king berwarna perak. menghabiskan seluruh waktuku disini, entah sampai kapan. tapi, membuka salah satu pintu itu ide yang buruk bagiku. dari tempatku terlelap saja, bisa ku rasakan sesuatu yang dingin berusaha menyergapku. "Sampai kapan mau bermalas-malasan disini? bangunlah! Bangun! bangun... Lalisa" ***Creative Commons (CC) Attribution