Kamu berprilaku seolah-olah akulah duniamu.
Kamu bertingkah seakan-akan melindungiku meskipun dirimu taruhannya.
Menghapus air mataku, seakan kamu tak ingin cairan itu kembali mengalir.
Menguatkan ketika menghadapi kerapuhan, menghiburku saat bersedih,menjadi obat ketika aku terluka.
Taukah kamu? Hatiku menginginkan lebih dari seorang sahabat.
Aku di hadapkan dengan dua pilihan sulit, tetap berjuang untuk memilikimu atau mengikhlaskan mu bersama orang lain.
Aku tau, setiap pilihan yang akan aku pilih pastilah memiliki konsekuensi. Ketika aku bersih keras untuk memilikimu, maka aku harus siap kehilangan mu sebagai sahabat. Jika aku mengikhlaskanmu bersama dengan orang lain, maka aku harus siap bersahabat dengan kesedihan.
Saat ini aku hanya bisa berharap, semoga tuhan mengetuk hatimu. Sehingga kamu sadar ada seseorang yang benar-benar menyayangimu.