Current Interest
  • Reads 1,253
  • Votes 208
  • Parts 1
  • Reads 1,253
  • Votes 208
  • Parts 1
Complete, First published Jun 19, 2017
Sore sepulang sekolah, Midoriya sedang menulis di halaman terakhir buku Analisis Pahlawan untuk Masa Depan no.13-nya. Mereview sedikit tentang pertandingan di festival olahraga kemarin. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa Todoroki akan dengan senang hati menuliskan datanya di buku. Trivia kecil, kejutan yang membuat hati um, senang? Oneshoot! Todoroki x Midoriya Happy reading!
All Rights Reserved
Sign up to add Current Interest to your library and receive updates
or
#3pluffy
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
Friendship  cover
Kesayangan Bunda cover
Fiction -sungjake✔ cover
antagonis wife [TERBIT] cover
REVOLUTIONㅡVol. 1 [DongPaca] ✔ cover
Perfectly Imperfect cover
ELIO RILEY SERGEYEV cover
Ti Shen / Body Double (Translate Indonesia) cover
Cokelat Dan kopi [Ulat bulu gue!] cover

Dosa Ku

69 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.