Pemuda ini bernama Khing Ciau, rumahnya berada di Siok-shia, kira-kira seratus li dari Tiong-toh (Pakkhia), setelah Siok-shia terebut dan diduduki pasukan negeri Kim, ayahnya pernah menjabat kedudukkan cukup tinggi di dalam pemerintahan. Terbayang akan pengalaman hidupnya selama ini, sungguh hatinya dirundung kepedihan dan kerisauan yang tak terperikan, ibunya menjemput ajal secara penasaran dan tidak diketahui sebab musababnya, cuma dari tanda-tanda ibunya sendiri, yaitu putri pamannya yang bernama Cin Long-giok, berdasarkan bukti-bukti yang menurut keyakinannya tidak bisa disangkalnya lagi, maka dengan hati panas, ia pergi ke rumah pamannya dan tanpa sadar ia kesalahan tangan membunuh pamannya Cin Jong. Lantaran kesalah pahaman satu sama lain yang serba berbelit-belit ini, Khing Ciau menjadi musuh adik iparnya Cin Long-giok yang sebenarnya adalah calon istrinya pula. Di dalam usaha penyelidikan menemukan jejak si pembunuh ibunya, berulang kali Khing Ciau mengalami ujian dan gemblengan yang hampir saja mencabut jiwanya, namun memperoleh rejeki pula yang tak ternilai besarnya, untunglah beberapa kali itu dia mendapat pertolongan dari seorang perempuan yang serba misterius asal usulnya, dan sekarang Khing Ciaupun sedang dalam perjalanan untuk menepati janji pertemuannya dengan perempuan penolong itu yang belakangan sudah sumpah setia sebagai kakak beradik dengan dia, perempuan berkepandaian silat tinggi itu bernama Lian Ceng-poh.