Seth menatapku tajam. Ia tetap menyunggingkan senyum yang mungkin bisa membangkitkan orang mati itu. "Gwen, aku..." katanya. Wajahnya terlihat gugup, tapi ia tetap meneruskan. “Aku jatuh cinta padamu saat aku pertama kali melihatmu. Saat aku belum mengenal namamu, saat kau masih menjadi orang asing di mataku. Tidak peduli dengan apa yang orang lain katakan tentangmu, bagiku saat itu, saat ini, dan seterusnya, kau adalah perempuan terbaik yang pernah kukenal.”