Jejak Sajak Ayah
  • Reads 4,213
  • Votes 17
  • Parts 21
  • Reads 4,213
  • Votes 17
  • Parts 21
Complete, First published Jun 21, 2017
Ayah mengambil kacamata dari wadah kotak yang berbentuk semacam dompet. Lumayan tebal. Katanya itu kacamata turun-temurun dari kakek. Dengan bangga ayah memakainya dengan sempurna.

Lalu tersenyum dan membuka buku catatan puisinya. Ini tulisan ayah yang ke sepuluh.

Ayah memang hanyalah lulusan sekolah dasar. Ia lahir di daerah perkampungam kabupaten Tasik.  Keadaan keluarganya yang miskin membuat ia tidak bisa melanjutkan sekolah. Padahal Ayah sangat pandai. Ia menyukai matematika, sejarah dan sastra. 

Meskipun ia tidak melanjutkan sekolah. Mimpinya tidak pernah padam. Segala macam usaha Ayah lakukan. Pengusaha? Ya. Pengusaha kecil-kecilan yang tidak menentu penghasilannya.

 Hasil dari perniagaan ia bagi untuk nenekku, uwaku yang hidup menjanda, dan untuk ibuku. Aku selalu antusias mendengar cerita hidup Ayah yang kaya akan petualangan.

"Menulislah nak. Tidak ada batasan usia untuk menulis. Anak kecil, remaja, maupun orang yang yang telah lanjut usia. Semua boleh dan berhak. Jadilah orang yang selalu rendah hati dan jangan melakukan sesuatu hanya karena ingin dipuji." Ujar Ayah padaku. 

Itu pesan terakhir ayah yang sampai saat ini selalu terkenang dalam benakku. Tulisan ini bukan tentang perjalanan hidup Ayah. Melainkan merupakan sebagian antologi puisi yang Ayah tulis selama beliau masih ada. Selamat membaca. Semoga bermanfaat.
All Rights Reserved
Sign up to add Jejak Sajak Ayah to your library and receive updates
or
#15mimpidanharapan
Content Guidelines
You may also like
Aksara Tak Bertuan  by cahayakamila24
16 parts Ongoing
Di sini, tak semua kata harus rapi, tak semua rasa harus dijelaskan. Aksara Tak Bertuan adalah kumpulan puisi yang menggambarkan segala yang terbuang, tersembunyi, dan terlupakan, dari luka yang memar, cinta yang tak pernah cukup, hingga amarah yang membakar jiwa. Di antara harapan yang terkikis, ada kejujuran yang sulit diungkapkan, korupsi yang merusak keadilan, dan sindiran tentang dunia politik yang kadang lebih mirip drama sinetron daripada kenyataan. 🎭 Dari ketidakpastian hingga kebenaran yang terlupakan, Aksara Tak Bertuan menyajikan sebuah kekacauan yang justru memberi kebebasan. Di sini, tidak ada yang terlalu lurus, tak ada yang terlalu indah, hanya kata yang menari liar, bebas dari aturan dan batas. Catatan penting: Jangan dijiplak, ya. Nanti aksaranya ngamuk, lompat dari kertas, terus nendang-nendang inspirasimu! 😜✨ Berkaryalah dengan hati, biar karyamu punya nyawa sendiri, bukan cuma bayangan dari karya orang lain. Kalau gagal? Nggak apa-apa, yang penting nggak nyontek! 💪 Disclaimer: Puisi ini random banget, tergantung isi hati, pemikiran, dan mood penulis. Jadi, kalau tiba-tiba ada puisi galau di tengah-tengah puisi yang lucu, jangan kaget! Penulisnya kadang nulis sambil merenung, kadang sambil ngemil mie instan. Hasilnya? Ya begini, aksara rasa bumbu spesial, dan ya... Kadang ada keresahan penulis soal dunia. Kadang ada tentang cinta, kadang ada tentang harga cabai naik, kadang juga ada tentang pemilu yang bikin pusing. 🤷‍♀️ Penulisnya bebas banget Kalau lagi galau, puisinya nangis. Kalau lagi lapar, puisinya ngomongin keadilan sosial buat semua perut! 🍜✊ Warning: Puisi ini isinya sangat berat, jadi yang baca jangan baperan, ya. Kalau tiba-tiba galau atau tersinggung, itu artinya puisinya kena di hati kamu. Jangan salahin penulisnya, salahin perasaanmu sendiri! 😜❤️ Apalagi kalau udah berbau agama atau politik, hati-hati kalau tiba-tiba merasa disindir. Ingat, ini puisi, bukan kode keras buat hidup kamu! 😉✨
You may also like
Slide 1 of 10
30 AKSARA MAHABBAH [ON GOING] cover
Rembulan Yang Sirna cover
Sajak Senja cover
Kumpulan Puisi Berantai yang bikin Ngakak cover
DIKSI SANSEKERTA cover
Aksara Tak Bertuan  cover
အချစ်၏ဟန်ပန်-𝑻𝒉𝒆 𝑺𝒕𝒚𝒍𝒆 𝑶𝒇 𝑳𝒐𝒗𝒆(Complete) cover
My SIN (GXG iam Lesbian)  cover
Rumah Tanpa Batas cover
The Queen Sheyna (END) cover

30 AKSARA MAHABBAH [ON GOING]

30 parts Ongoing

SPIN-OFF CERITA AISFA ( CINTA DALAM DOA) Mendapat restu untuk bersatu dengan orang yang kita perjuangkan selama bertahun-tahun tentu menjadi hal menyenangkan bukan? Namun, bagaimana jika cinta kita sepihak? Bahkan dalam keadaan dia mencintai orang lain? "Saya nggak cinta sama kamu. Walaupun kita sudah menikah, bukan berarti saya akan menerimamu seutuhnya." (Syafa Izdihar) "Sebagaimana saya mengajari anak-anak dini huruf hijaiyah, begitu juga saya akan mengajarimu jatuh cinta. Dari alif sampai ya' mesti ada proses yang harus dilalui dengan kesabaran." (Kazim Zeehan) Tentang Kazim dan perjuangannya dan Syafa dengan rasa yang membuatnya melampaui semua batasannya.