Buku yang ditulis oleh Asma Nadia ini, memiliki sisi kemenarikan tersendiri bagi pembacanya..... 😊
Terutama bagi orang yang sudah berumah tangga....
Anda pasti bertanya-tanya, bagaimanakah warna CINTA setelah 25 tahun berlalu ? Bisakah dia tetap pelangi ?
Yang terpenting adalah, CINTA bukanlah mencari pasangan yang sempurna, tapi menerima pasangan kita dengan sempurna 😊😍
Tak ada yang sempurna di kolong langit.
Tidak dia, Bang Zaqi, dan pernikahan mereka.
Sebab, kesempurnaan hanya boleh dilekatkan pada nama-Nya semata.
Riri bukan tidak menyadari hal ini.
Tapi salahkah jika perempuan itu menyimpan harapan bahwa mereka akan memiliki CINTA yang sempurna ?
Ia ingin CINTA, hari-hari sakinah, hanya itu yang terbayang saat mengenang perjalanan kasih mereka. Bayang-bayang kebersamaan yang selalu berkejaran begitu jelas di pelupuk mata, setiap kali memandangi Bang Zaqi yang terlelap.
Tapi, tak ada CINTA yang tak diuji. Lalu, haruskah dia menyerah kalah ketika CINTA yang selama ini nyaris sempurna, diguncangkan badai ?
Saat sosok yang tak pernah mengecewakan ternyata sanggup menggoreskan luka ?
Ini memang bukan kisah CINTA sempurna.
Tetapi kisah dua anak manusia yang belajar menyempurnakan CINTA, hingga mereka menutup mata.....
"Kenapa kita menikah, Bang ?" tanya Riri suatu hari.
Bang Zaqi menjawab mantap, tanpa terbesit sedikit pun keraguan......
"Sebab tanpamu, tak ada pernikahan bagiku...."
😍😍😍
Note :
Jangan salah paham ya, yang nulis resensi novel ini, masih BELUM MENIKAH 😂
(Maaf, nggak bermaksud promo 😂)
[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ]
SUDAH TERBIT DI ID.TEKAD
"Hidup bagaikan berjalan di atas tali. Kapan dirimu lengah, maka akan jatuh entah kemana. Begitulah diri tanpa iman. Maka akan tersesat kehilangan arah." - Gus Azzam.
Hana adalah gadis nakal yang kehilangan arah. Namun pernikahan nya dengan Gus Azzam benar benar membuat nya kalut. Tetapi, sehari setelah pernikahan itu, Gus Azzam mendadak harus pergi ke Arab Saudi dan mereka bersiap selama beberapa tahun sebab pandemi menghalangi lelaki itu untuk pulang.
Dia, adalah Gus Azzam. Putra sulung Kyai dari pondok pesantren Al-Furqan. Begitulah orang orang mengenali nya.
Hingga pada satu waktu, setelah sekian lama nya tak bertemu, Azzam akhirnya bisa melihat sang istri ketika berpulang ke tanah air. Dan berencana untuk membawanya ke pesantren.
"Saya bisa menjadi imam, guru, sekaligus suami untuk nya."
Seiring berjalannya waktu, hingga perlahan, Hana mulai luluh mengenal lebih dalam sosok Gus Azzam dan melihat jelas kehidupan nya.
note : (*this is my first story. akan di revisi jika sudah ending. jika ada kesalahan huruf/kalimat, koreksi secara baik baik. semua manusia memiliki kesalahan dan kecerobohan nya masing masing. hamasah.)
#3 in ilmu
#1 in ilmu agama
#28 in islami
#2 in Pesantren
#1 in hijrah
#2 in cerpen