Katanya, memori istimewa semua manusia rata-rata ada di masa putih abu-abu. Entah itu buruk atau baik bagi pribadi itu sendiri, namun mereka akan tetap ingat dan tentunya membekas sampai tua nanti. Bagi Kaivan, masa SMA adalah masa yang menentukan kehidupannya sekarang ini. Mungkin jika ia masih dengan keegoisan bermusuh dengan seorang gadis, bisa jadi hubungan mereka tidaka akan sebaik sekarang. Bisa jadi Kaivan tidak ingin lagi berurusan dengan seorang gadis. Kaivan memilih berdamai. Bukan sekedar berdamai dengan masa lalu, tapi juga berdamai dengan gadis yang dinobatkan sebagai mantan pacar terindah seumur hidupnya. Dengan sangat terpaksa ia harus menurunkan keegoisannya. Jengah melihat sosok dingin yang selalu menyiramnya dengan air cucian piring kantin. Pemuda itu menganggap kisah cintanya tidak sekedar roman picisan yang biasa dibaca kebanyakan perempuan. Namun kisahnya benar-benar menentukan pilihannya. Apakah tetap bermusuhan atau kembali ke pesona sederhana seorang Diandra? **** Selamat datang di masa putih abu-abu yang selalu menarik untuk diingat. Sampai ketemu dengan Senja di setiap sabtu.