✨Through hardships to the star✨
Bhaga sudah mengenal Bintang bahkan saat perempuan itu masih dalam kandungan. Saat Bintang lahir pun, Bhaga sempat menggendongnya. Untuk ukuran bayi merah 48 centi, Bhaga tak pernah menyangka bahwa Bintang akan tumbuh menjadi perempuan boncel, berisik, banyak mau, namun juga sangat cantik.
Saat perasaan sayangnya tak lagi sebatas adik kakak, Bhaga mulai menjauh dari kehidupan Bintang karena ia sadar hidup mereka jauh berbeda. Bhaga yatim piatu, jauh lebih tua, dan tiada bandusanak pula. Tak ada kelebihan yang bisa ia tawarkan pada Bintang.
💞
Menurut Bintang, Da'Bhaga itu bagai beruang kutub menyeramkan. Dia tinggi, tatapannya tajam, irit bicara, dan susah didekati. Namun kata Jo Bumi, abang kesayangannya, hanya Bintang lah yang tak pernah segan untuk menyusahkan Da'Bhaga. Mulai dari menemaninya nonton konser, menjemput dirinya yang tersasar, mengobati benjolan sebesar telur di keningnya, membelikan pembalut saat tamu bulanannya datang, serta menjadi orang yang paling sering membawakan Martabak Melawai kesukaannya.
Saat mengetahui lamaran datang dari Da'Bhaga, Bintang yang oportunitis mempertimbangkan baik dan buruknya. Baiknya, Bintang bisa hidup enak karena Da'Bhaga amat kaya. Buruknya, Bintang harus hidup mengikuti Da'Bhaga ke Padang, daerah yang jaraknya lebih dari seribu kilometer dari Jakarta, rumah dan comfort zone-nya selama ini.
Jadi, manakah yang harus Bintang pilih?
🚫TOLONG HARGAI KARYA ORANG LAIN DENGAN CARA TIDAK PLAGIAT📢🚫
"Aww adaww,"
"Jalan tuh dilihat depan, Met. Bukan nyeleweng aja," Sahutan Tama membuat Meta mendengus.
"Emang ngeliat apaan si sampe nyeleweng gitu?" Ucap Caca sebelum dirinya pergi memesan makanan dan minuman untuk teman-temannya.
"Lah, sejak kapan Bu Tarin deket sama Pak Aksan? Bukannya Pak Aksan udah punya calon ya?" Celetukan Tama berhasil membuat Meta melotot.
"What?!! Yang bener lo, Tam. Jangan nyebar fitnah lo."
"Ah elah maimunah. Hampir sekampus udah pada tau kali. Lo aja yang kudet,"
What?!
pict cover mentahan by pinteres