demi dia, pasti apapun akan kulakukan.
Sebuah kalimat yang terlalu klise untuk menggambarkan isi hatiku ini.
lagipula, apa yang bisa kulakukan padanya? ya, padanya yang telah tiada.
tapi yang pasti, ada satu hal yang bisa kulakukan padanya. yaitu mengungkap semua misteri yang ditinggalkannya sebelum kematian itu. dimana kematian itu sendirilah misterinya.
nyawanya direnggut, tapi tak ada alasan pasti dibalik semua itu. tak ada pelaku, saksi mata ataupun barang bukti.
lalu bagaimana aku menangkap pelakunya? saat dorongan keputus asaan itu menghampiriku, di sanalah seseorang tiba-tiba mengirimiku sebuah pesan dan berkata:
'bermainlah denganku dalam sebuah game. dan setidaknya kau bisa mengetahui apa hal yang terjadi di masa lalu.'
dengan rasa penasaran diikuti keraguan yang cukup besar, akupun menyetujui ajakannya tersebut.
lalu...jampun berputar berlawanan arah, terus berputar dan terus berputar melawan hukum alam. mengantarkanku pada sebuah realita yang aku harapkan.
ya, akupun diantar kembali ke masa itu.
Elliot Jensen and Elliot Fintry have a lot in common. They share the same name, the same house, the same school, oh and they hate each other but, as they will quickly learn, there is a fine line between love and hate.