Aku memang egois. Karena sempat meminta padamu jatuh cinta tanpa sakit hati. Aku egois, ya? Maaf. Maaf. Maaf. Karena, mana ada jatuh yang tak akan sakit? Tapi, apakah aku terlambat? Terlambat untuk menyatuhkan jari-jariku pada jari-jarimu? Terlambat untuk merengkuh punggungmu? Mengusap dahimu? Terlambatkah aku karena telah menyia-nyiakanmu? Idiotnya aku! Aku malu padamu, malu pada semesta. Terlebih pada diriku sendiri, karena dengan lucunya aku malah teguh akan keyakinan pada prinsipku. Kalau sudah begini, terlihat kan siapa yang bodoh? Aku atau kamu?