(Un)perfect Story +bamlis
  • Reads 2,206
  • Votes 205
  • Parts 12
  • Reads 2,206
  • Votes 205
  • Parts 12
Ongoing, First published Jul 02, 2017
🌙Ga selamanya yang patut diperjuangin beneran tulus sama kamu, kalau kamu gaada disaat dia menangis, apa iya dia ga kecewa? 


🌙Apa benar dia yang hanya ada dihidupmu? Pernah ga, kamu berpikir kalau kamu hanya pelampiasannya saja?


💚Tidak selamanya rasa sakit itu menjatuhkan, tidak selamanya rasa senang itu menerbangkan
 seseorang. Hidup penuh dengan kekecewaan dan kebohongan!



>>vomment akan menambah semangat author>.<
All Rights Reserved
Sign up to add (Un)perfect Story +bamlis to your library and receive updates
or
#891youngjae
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
antagonis wife [TERBIT] cover
Rafa  cover
Kesayangan Bunda cover
BABY CHANIE cover
The Best Of Miracle cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
He Fell First and She Never Fell? cover
ELIO RILEY SERGEYEV cover
After Graduation cover

Dosa Ku

69 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.