"Apa yang kau mau?" Tanyanya. "Tidak ada." Jawabku singkat. "Lalu kenapa seharian ini kau seperti berusaha mendekatiku?" Tanyanya dengan curiga. "Karena aku penasaran denganmu." "Bisakah kau tidak menggangguku dan membiarkanku menikmati ketenangan?" "Entahlah. Aku tidak tahu apa aku bisa mengendalikan diriku atau tidak." Jawabku jujur karena aku sangat-sangat ingin selalu bersamanya. Entah apa yang mempengaruhiku tapi sepertinya aku addicted dengannya. Aku ingin sekali memiliki seluruh bagian darinya, ini benar-benar membuatku gila! Saat ini saja aku menahan diriku untuk memeluknya. "Aku minta kau benar-benar menjauhiku!" Aku diam dan tidak menanggapinya. "Bisakah kau benar-benar menghindariku?" Serunya ketus. "Memang mengapa kau tidak mau aku dekati? Tidak mau punya teman? Tidak merasa kesepian?" "Bukan urusanmu!" "Tidak bisakah kau memiliki satu teman? Aku contohnya." ****************** Sebuah kejadian mengharuskan Andrea terbiasa dengan kurungan tembok tebal yang memisahkannya dengan dunia luar. Namun sebuah kesempatan datang membuatnya dapat merasakan dunia luar seperti kebanyakan gadis seusianya. Namun akankah kesempatan ini membuatnya menemukan tempat di luar sanah, tempat di mana seseorang dapat menerima keberadaannya. Terlebih bisakah dirinya menerima bahwa kondisinya yang berbeda semenjak kejadian itu.