Sudah berjalan sekitar satu tahun aku menaruh perasaan ini, dan berikut setiap harinya selalu semakin dalam, dalam, dalam.
Meskipun kau sudah membuat aku hancur dengan menghempaskan aku secara perlahan, menorehkan luka yang tidak terlihat oleh kasat mata.
Belum juga luka ini sembuh, aku terus-menerus menciptakan ilusi tentang dirimu yang seakan-akan bisa membuatku bahagia nantinya dengan sikap manismu padaku seperti apa yang kau lakukan dengan kekasihmu.
Berbicara tentang kekasihmu, aku masih ingat saat kau melarangku dengan paksa dari tatapanmu bahwa aku tidak boleh mengetahui siapa kekasihmu. Namun Tuhan berkehendak lain, Ia mengizinkanku melihat semua kisah kasihmu dengan belahan jiwamu.
Konyol memang setelah aku mengetahui itu, kenapa aku masih berharap padamu? Aku hanya bisa menjawab "entah", karena aku telah mencoba melampiaskan semua rasaku ini kepada orang-orang terdekatku tapi tetap saja rasa ini kembali padamu.
Bodoh memang setelah aku merasakan sakit begitu dalam, kenapa aku masih berharap dan terus berharap? Jawabannya mudah "mungkin ini yang dinamakan cinta". Atau memang itu sudah takdir dari Tuhan.