Gibran Althafarel Samudra dan Elsa Viola Emely. Dua remaja yang di pertemukan oleh takdir, yang tidak sengaja bertemu di kantin sekolah di hari pertama gibran menginjakkan kakinya di SMAN 70 Jakarta. Saat pertama kali gibran melihat wajah emely, terbersit dari dirinya untuk bisa memiliki gadis itu.
Selidik punya selidik ternyata wajah emely mengingatkan ia pada seseorang di masa lalu. Bermula dari obsesi untuk selalu berada di dekat emely, sampai rasa obsesi itu hilang menjadi sebuah rasa dimana memiliki gadis itu bukan hanya karena ia mengingatkan ia pada masa lalunya, tetapi karena gibran mulai menyadari bahwa ia mulai mencintai emely. Namun saat gibran mengakui bahwa hatinya telah memilih gadis itu, emely tidak percaya dan selalu menganggap gibran sedang mempermainkan hatinya.
Lantas bagaimana gibran meyakinkan emely bahwa ia mencintai gadis itu?
Apakah emely masih menganggap gibran seorang pemain cinta?
Elliot Jensen and Elliot Fintry have a lot in common. They share the same name, the same house, the same school, oh and they hate each other but, as they will quickly learn, there is a fine line between love and hate.