Menulis bagiku sama dengan meninggalkan memori di ruang yang tepat. Ia sepenuhnya kutinggal di sana, di setiap rongga huruf dan jarak di antaranya. Hingga tak ada lagi yg tersisa dalam diri. Setidaknya itu harapanku. Namun yg sering terjadi adalah ia tetap tinggal dalam keduanya. Menetap dalam tulisan, dan tak mau pergi dari penulisnya. Tulisanku bukan untuk siapapun kecuali aku. Aku menulis untuk berbicara. Kau tau? Terkadang orang bungkam bukan karena takut. Tapi karena sedang menjaga apa yg seharusnya ia jaga. (©Hnf, 2017)
4 parts