Pada era Perang Dunia II, Jepang dikenal sebagai salah satu negara blok poros yang haus akan kemenangan dan kejayaan dunia; sehingga segala cara 'dibolehkan' untuk meraihnya. Houseki Mihata, salah satu putra bangsa yang memiliki sejumlah prestasi emas, digadang menjadi dokter lulusan Universitas Medis Tokyo terbaik di masa itu, namun demi ego pemerintah ia dijebloskan dalam jurang pendosaan. Tiga kali berpindah tempat 'bertugas', dan tak pernah sekalipun ia merasakan arti sebenarnya dari kemuliaan pekerjaan dokter. Keimanannya ditangguhkan demi dosa yang ia buat, teman-teman berharganya dibuang demi tujuan kemenangan. Meski ia mengakui kebenaran dan berulang kali berucap meminta pengampunan; tetapi sebagai kaki-tangan pemerintah Kekaisaran dan berkat penyiksaan yang terus menggerus mental, Mihata menjadi seorang hiprokrit yang pada akhirnya kehilangan rasa kemanusiaannya sendiri. Hingga di saat Jepang mengakui kekalahannya, Mihata segera dipulangkan ke Jepang dari tempat terakhir ia bertugas. Dan ia sudah tahu pasti, bahwa ia hanya tinggal menunggu pembalasan atas dosa-dosa terdahulu yang sebenarnya tidak ingin ia lakukan-entah dengan hukuman manusia, ataupun hukuman dari Tuhan.All Rights Reserved
1 part