Penjara, suatu tempat yg sinonim dengan derita. Yang terbayang pada minda kita ruang pengap dan suram, tembok dinding tinggi dengan lingkaran kawat duri, banduan dengan potongan rambut skinhead, tertunduk malu dan lesu, seringkali mukanya dicensor kalaupun ada peluang muncul dikaca tv. Liputan yang seringkali menggambarkan banduan menangis tanda insaf, telah tersilap memilih jalan hidup. Namun kompilasi ini bukan mainstream. Tulisan ini akan membuka minda anda, di penjara penguasa milik penjajah di wilayah selatan Fathoni, ada cerita lain. Ada percikan api yang menerangi, seiring dengan perkembangan revolusi yang terjadi. Buku ini menghimpunkan kompilasi khutbah karangan penghuni penjara yang tidak akan anda temui melainkan disini. Khutbah yang selari dengan perjalanan penjara yang adakalanya tenang, adakalanya badai menggoncang, peluru menghujani dari luar dan tekanan yang sekejap-sekejap mengusik perasaan. Selamat Menikmati.Todos los derechos reservados
1 parte