Resimen Begundal

Biar kuceriterakan padamu tentang Negeri Angangkara, yang tengah berdiri sendiri dalam bahaya.

Ancaman muncul dari utara, tempat dimana aliansi tiga ras tangguh mengancam mereka.
Timur dan barat, tempat dimana sekutu dapat diharapkan malah tak dapat memberikan pertolongan, mengecewakan.
Tak ada yang bisa ditemukan di selatan, kecuali tepi luasnya lautan.

Apalagi semua tambah runyam, dengan munculnya suatu ramalan-kutukan menakutkan.

Api besar membakar, dari barat sampai selatan, dari timur sampai utara. Makhluk bengis tak bernama bertakhta menguasa, mengangkangi beribu rakyat Angangkara yang menjerit minta tolong.

Tapi ada satu sinar kecil. Cahaya, yang walaupun hanya setitik masih bisa memberikan harapan. Sinar itu berkumpul, berpendar, dan berubah bentuk menjadi sebuah panji perang. Panjinya selalu sama, yaitu bendera berlambang ayam jantan, berlatar merah darah. Panji itu menyapu seluruh Angangkara, mengakibatkan api bersama seluruh makhluk jahat musnah.

Tapi, seorang pemuda bernama Nadir tak peduli dengan semua itu. Ia sekarang hidup bebas, sebebas yang ia harapkan. Tapi ia tetap butuh uang, dan celakanya ia harus melakukan sesuatu yang drastis agar dapat bertahan. Hanya ada satu komunitas yang masih mau menaunginya, dan yang jelas itu bukan komunitas penggemar wisata kuliner.

Nadir sendiri tak tahu bahwa kelak langkahnya akan menentukan nasib seluruh negeri.

Ini kisah Nadir, beserta kisah Resimen Begundal.

(hiatus sampai batas yang belum ditentukan.)

(Rating Young Adult, jadi yang boleh baca 13+. Kalau di bawah itu baca ya siap-siap keseleo lidah gegara belajar mengumpat)