Kisah tentang anak SMP kelas 2 yang bercita-cita muluk ingin menginjakkan kakinya di Paris, memandang ke langit Paris, dan berdiri mematung di depan lukisan The Last Supper - Leonardo da Vinci. Apa dayanya, di celengan kalengnya hanya ada sebelas ribu rupiah saja. Dia juga tinggal di kabupaten dikelilingi pegunungan, 9 jam dari ibukota dengan bis. Mungkinkah? Tapi sebelum 9 tahun ke depan itu terjadi...ada lautan hinaan, cacian, makian dan tawa sinis. Bukan karena apa-apa, tapi alasannya hanya karena kita memang manusia yang bersuka ria dalam jahatnya perkataan. Ini adalah kisah nyata yang menjengkelkan, dan akan tetap saja membuat geram untuk dikenang...tapi ada yang memilih untuk balas dendam lewat tulisan! Dan tentu saja telah didramatisasi habis-habisan, supaya yang bersangkutan tidak perlu lagi melotot dan meracau emosi! Menuju Paris...All Rights Reserved
Kisah tentang anak SMP kelas 2 yang bercita-cita muluk ingin menginjakkan kakinya di Paris, memandang ke langit Paris, dan berdiri mematung di depan lukisan The Last Supper - Leonardo da Vinci. Apa dayanya, di celengan kalengnya hanya ada sebelas ribu rupiah saja. Dia juga tinggal di kabupaten dikelilingi pegunungan, 9 jam dari ibukota dengan bis. Mungkinkah? Tapi sebelum 9 tahun ke depan itu terjadi...ada lautan hinaan, cacian, makian dan tawa sinis. Bukan karena apa-apa, tapi alasannya hanya karena kita memang manusia yang bersuka ria dalam jahatnya perkataan. Ini adalah kisah nyata yang menjengkelkan, dan akan tetap saja membuat geram untuk dikenang...tapi ada yang memilih untuk balas dendam lewat tulisan! Dan tentu saja telah didramatisasi habis-habisan, supaya yang bersangkutan tidak perlu lagi melotot dan meracau emosi! Menuju Paris...
5 parts