Saat kamu merasa sempurna bersama sesorang, namun harus mengakhirinya dengan alasan saling menyempurnakan diri masing-masing. Masuk akalkah ? Dia selalu mengerti kamu, namun kamu harus meninggalkannya dengan alasan yang sulit ia mengerti. Setega itukah ? Tetap menggenggam sesuatu yang salah atau melepaskannya maka kamu akan merasa bersalah ? Serumit inikah ? Diteruskan maka akan merugi atau ditinggalkan maka akan saling menyakiti. Sanggupkah ? Ikhlaskah jika kamu harus membiarkan rasamu dan rasanya pupus saat tengah bersemi. Semua itu adalah pertanyaan yang hanya bisa ditemukan jawabannya dengan membuat keputusan dan memilih salah satunya. Itulah yang dialami Flora.