Aku ingin bercerita sebentar, tentang laki-laki bergitar putih itu. Dia yang telah menjadi pemeran utama dari cerita yang berawal dari gitar putihnya, cerita yang mungkin memang tercipta menjadi milik kita. Dia seperti matahari, terlalu menyilaukan untukku yang lebih menyukai purnama. Dia seperti timur yang tak bisa kutemui bersama senja, dia seperti hujan yang tak Kusuka tapi kadang juga aku nantikan. Diantara kita seperti ada tembok besar keraguan, tapi dia selalu punya cara untuk membuatku pulang. -Kiya-