Januari, 2016. ".....aku fikir lebih baik kita menjadi teman." Aku tertegun. Walaupun kenyataannya aku lebih dari tau bahwa pertemuan malam ini pasti menjadi ajang untuk mengakhiri hubungan kami. Tapi yang tak pernah aku bayangkan adalah fakta bahwa semua ini akan berakhir begitu saja bukan karena keegoisan kami untuk berpisah tapi karena orang ketiga. Aku menatap matanya dan tersenyum kemudian mengangguk pelan, "Aku juga berfikir begitu, rasanya menjadi teman akan terasa cocok untuk kita, benar?" Dia tersenyum lebar dan merangkul bahuku. Dia mengecup kening dan pipiku lama kemudian menggenggam tanganku, mengajakku menikmati sisa malam sebelum dia benar-benar mengantarku pulang.