"Kenapa lo ngelakuin itu semua? Lo enggak puas ganggu gue?" "Dia itu musuh gue. Jangan dekat-dekat sama dia!" "Gue enggak perlu tahu kalian musuh atau enggak. Yang penting, jangan sampai lo manfaatin gue untuk ngejatuhin dia. Kalau sampai kejadian, gue enggak akan pernah maafin lo." Nada pergi meninggalkan cowok itu, sambil berusaha mengontrol gejolak perasaan aneh yang bersemayam di dadanya. Kalau mengingat semua memori tentang dia dan dia, Nada jadi tak habis pikir dan tak tahu lagi harus berbuat apa. Entah kenapa semuanya mendadak sesulit ini. Jauh sebelumnya, Nada bahkan tak pernah menyangka kalau dirinya akan terjebak di antara dua orang yang saling menyimpan benci. Antara Nada, dia dan dia.