"Lo nggak mau keluar? Atau mau gantiin pakaian gue lagi?" kata perempuan itu dengan seringai liciknya. Rifky diam. Tak bisa dipungkiri ia mulai menyukai tatapan tajam dan seringai licik perempuan itu. Ia benar-benar berhasil membuat Rifky tertarik padanya. "Kalau lo nggak keberatan" "Nope" Perlahan Rifky mendekati perempuan itu, kakinya berjalan menuju meja namun matanya terfokus pada wajah perempuan itu. Setelah dirasa cukup dekat tiba-tiba saja Rifky mengubah arah tubuhnya. Dari menghadap meja menjadi menghadap perempuan itu, tubuhnya membungkuk. "Gue bukan laki-laki brengsek yang dengan gampangnya nurutin kemauan lo itu walau jujur, gue sedikit tertarik" bisik Rifky tepat ditelingan kanan sang perempuan. Perempuan itu terkejut, namun cepat-cepat ia mengubah ekspresi. "Really? I don't think so. Gue masih inget beberapa jam lalu seorang lelaki minta maaf ke gue karena nggak izin ganti baju gue" Perempuan itu tersenyum puas melihat Rifky yang bungkam dan terdiam membeku.