Aira terdiam, mengulang kembali rangkaian kata yang terkutip di lembar novel yang ia baca dalam hatinya, kemudian dia melengos, menatap kaca jendela yang mulai mengembun diciumi air hujan dari luar. Hatinya berdesir. Bergelung kembali ke masa lalu, ke dalam kenangan yang menggenang tanpa mau menyurutkan diri dari ingatannya. "Apa yang salah dengan hujan? Kenapa dia datang hanya saat hujan turun?" dia bergumam sendiri, masih setia memandang rintik hujan. Seseorang pernah mengatakan sesuatu pada Aira, tentang hujan yang selalu mampu memberikan kesempatan, melihat genangan atau mengingat kenangan, tanpa ada pilihan untuk melupakan. Dan orang itu memang benar....omong-omong.
7 parts