From Juna to Desyca
  • Reads 1,678
  • Votes 87
  • Parts 2
  • Reads 1,678
  • Votes 87
  • Parts 2
Ongoing, First published Jul 23, 2017
(HIATUS)

Desyca Taniadi adalah seorang anak yang sudah tak punya orang tua lagi dan kini dia tinggal bersama tantenya. Gadis cantik dan periang ini memiliki masa lalu yang pahit yang akan membuatnya rapuh jika mengingatnya. 

Arjuna Wira Atmadja adalah seorang pemuda yang amat membenci orang tuanya karena telah meninggalkannya saat dia masih balita. 

"Aku butuh seseorang yang bisa membantuku melupakan kesedihan ini." - Desyca.

"Gue ingin ada seseorang yang bisa buat gue merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya. Gue butuh seseorang yang bisa ngajarin gue gimana caranya melupakan kebenciaan terhadap seseorang. " - Juna.

Akankah mereka bisa bersama karena sama - sama membutuhkan?
All Rights Reserved
Sign up to add From Juna to Desyca to your library and receive updates
or
#241memory
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
Kisah Tak Sempurna cover
He Fell First and She Never Fell? cover
ELIO RILEY SERGEYEV cover
How To Be A Good Papa | Noren cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
Fiction -sungjake✔ cover
Ziel Alexander Dominic [PDF]✔️ cover
After Graduation cover
Kesayangan Bunda cover

Dosa Ku

65 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.