ini cerita kedua dalam perjalanan hidupku yg nyata.. Mohon maaf jika masih banyak salah dan kurang berkenan dalam bercerita karena aku bukan ahlinya.. aku hanya ingin berbagi kisah dan semoga ada manfa'atnya.. Aamiin. ini kejadian setahun yg lalu, saat aku pulang liburan.. pada suatu sore aku ditelepon sama uwa Dodi dari kabuyutan dan mengajak kami ke cilacap untuk menengok seseorang yg sudah jadi anggota paguyuban kabuyutan kami jg. Dan kami janjian untuk pergi ke rumah kang uci + teh Riri daerah Dayeuh Luhur cilacap. Kami berangkat berlima yaitu aku, adikku, bundaku, wa Dodi dan putrinya bernama Mala. Saat itu kami was2 karena tak ada satupun dr kami yg mempunyai SIM tp kami bertekad pergi jg hehehe.. Setelah ngumpul dirumah uwa kami berlima siap berangkat dan aku memohon semuanya untuk berdo'a bersama demi keselamatan, kelancaran termasuk soal SIM agar tak ada polisi yg menghentikan kita... (Itu tak baik jgn dituruti ya !) hehe. Kami berangkat sesudah asyar memang sore tp apa boleh buat acara dadakan hehehe. Didaerah banjar kulihat puluhan polisi sedang razia, kami was2 karena aku punya salah tak mengantongi SIM tp dg basmallah dan semua diminta berdo'a yg sama akhirnya kami lewat tanpa diberhentikan,padahal kulihat semua kendaraan mobil maupun motor semua diberhentikan memeriksa surat2, tp Alhamdulillah mobil kami tak ada satupun polisi yg mencegat kami. Cukup aneh tp ya kami sangat bersyukur.. Setelah melewati perbatasan jawa barat dan jawa tengah uwa memintaku belok kiri ke arah perkebunan karet yg sngt panjang, sngt sepi dan cukup gelap meski hari masih sore. Dengan mengucap basmallah kami lalui walau aku merasa tak enak hati, aku merasa alam sekitar berbeda dr biasanya. aku lirik adikku yg duduk didepan disampingku dan ternyata diapun sedang menatapku dan berkedip agar aku konsentrasi penuh..Selain jalanan sangat sempit walau beraspal tp disekeliling jalan seperti layaknya hutan lebat tanpa ada satupun rumah penduduk walau sudah jalan berkilo2 meter.