Ini bahasa hati. Aku tidak mengharap kau mengerti dan memahami. Hanya ingin kau tau saja. Kita telah lama berjalan beriringan. Berdampingan. Tapi, tetap saja. Sepertinya hanya aku yang merasakan perasan aneh ini. Menjengkelkan memang. Tapi apa boleh buat. Kau bukan orang yang mudah merasa dan memahami bahasa isyarat. Aku harus berujar, mengungkapkan apa yang aku rasa agar kau tau. Sangat sulit. Karena aku bukan orang seperti itu. Aku lebih suka diam dan memendam. Membiarkan semua mengalir begitu saja. Tapi, kali ini aku tak sanggup jika aku hanya diam. Kau tak paham, kau tak mengerti. Isyarat, bahasa hati ini. Kau tak mengerti. Aku harus segera berlari padamu. Berteriak. Meneriakkan isi hati yang semakin membuatku sesak. Sebelum aku meledak. Aku akan datang segera. Biar aku berlari sekencang yang ku bisa. Menerjang. Biarkan aku ungkapkan sekarang. Agar aku tak menyesal nantinya. Meskipun ini akan membuatku canggung saat bersamamu nanti. Tapi, biarlah itu terjadi. Seiring waktu berlalu semua akan kembali baik. Aku berharap. "Oppa, aku menyukaimu. Sangat menyukai mu." "Eh?" "Mian, tapi aku tak punya pilihan lain. Aku sakit sendirian. Aku hanya ingin mengungkapkannya saja. Aku tidak berharap kau membalasnya. Aku...." "Chu~~" "Oppa!" "Bodoh, aku tau semua." ^^ "Tapi,... Kenapa?" "Aku tak paham dengan hatiku. Aku ragu. Kau sangat mengganggu pikiranku. Tingkah mu yang selalu menbuatku dalam situasi canggung. Perasaan yang tak pernah ku rasakan sebelumnya. Aku selalu takut akan melukai. Aku,.. hanya memikirkannya." "Oppa, kau.. juga merasakannya?" "Iya, entah sejak kapan. Tapi, aku senang karena itu kamu." "Oppa... Aku senang."