"Namaku Park Jae Hyung, kau bisa memanggilku Jae, tempat asalku Korea Selatan, usiaku sebelas... Namaku Park Jae Hyung, kau bisa memanggilku Jae, tempat asalku..." Anak lelaki berambut coklat gelap itu terus menerus mengatakan kalimat yang sama. Tubuh kurusnya tampak kedinginan bahkan giginya sampai bergeretak, ia duduk di sudut gerbong kereta sambil mendekap lututnya, bingkai kaca matanya bengkok dan lensa kirinya retak. Kentara sekali ia telah mengalami sesuatu yang sangat buruk. Ini pertama kali baginya meninggalkan negara asalnya, sendirian. Sebenarnya ia tidak sendirian, di dalam gerbong itu terdapat belasan anak seusianya yang terlihat sama menderita. Masing-masing dari mereka tidak tahu akan dibawa kemana dan berapa lama mereka akan meninggalkan rumah. Yang mereka tahu, hari itu mereka telah kehilangan orang tua dan orang-orang yang dikasihinya.