Story cover for Different Hope by nurmaayu24
Different Hope
  • WpView
    Reads 2,903
  • WpVote
    Votes 221
  • WpPart
    Parts 12
  • WpView
    Reads 2,903
  • WpVote
    Votes 221
  • WpPart
    Parts 12
Ongoing, First published Jul 26, 2017
Mili cinta matematika, tapi benci bahasa Inggris. Mila cinta bahasa Inggris, tapi benci matematika.

Setiap manusia diciptakan dengan kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Bukan salah Mili kalau nilai ulangan bahasa Inggrisnya selalu kacau. Bukan salah Mila kalau nilai ulangan matematikanya selalu hancur. Mereka unggul di bidangnya masing-masing.

Tapi bagaimana kalau orang tua mereka menuntut hal berbeda? Orang tua Mili ingin anaknya pintar bahasa Inggris seperti Mila. Orang tua Mila ingin anaknya pintar matematika seperti Mili.

Semua cara telah mereka lakukan agar para orang tua mengerti minat mereka. Tapi nyatanya selalu tekanan yang mereka dapatkan.

Disaat orang lain ingin menjadi mereka, mereka justru dipaksa menjadi orang lain.

Mila dan Mili memang memiliki kepintaran di bidang yang berbeda. Tapi sialnya tidak dengan cinta. Mereka menyukai satu lelaki yang sama. Si tengil pecinta seni dan sastra.

Sebelum terlalu jauh, biarku beri tahu satu rahasia. Orang tua mereka membenci seni dan sastra.
All Rights Reserved
Sign up to add Different Hope to your library and receive updates
or
#64irsyad
Content Guidelines
You may also like
Merajut Mimpi Dengan Seutas Tali by MafiaEcyrus
27 parts Complete
‼️ ON GOING ‼️ Langit senja merekah jingga, membentang luas seolah tak berbatas, seperti mimpi-mimpi yang sejak kecil ia genggam erat dalam hatinya. Seorang gadis berdiri di bawah cahaya mentari yang perlahan tenggelam, menatap langit dengan sejuta harapan. Ia memiliki begitu banyak impian-besar dan bercahaya-seakan menggantung di atas sana, menunggu untuk diraih. Namun, dunia di sekitarnya tak selalu bersikap baik. Sejak kecil, ia hidup dalam bayang-bayang keraguan dan cemoohan. Orang-orang memandangnya sebelah mata, menganggapnya tidak berbakat, tidak istimewa, dan tidak memiliki masa depan yang menjanjikan. Ia sering kali merasa sendirian, diabaikan, bahkan dijauhi. Kata-kata mereka menusuk seperti pisau tajam yang menggores kepercayaan dirinya. "Kau tak akan pernah menjadi apa-apa." "Mimpimu terlalu tinggi, kau hanya akan jatuh." "Berhentilah berkhayal, hadapilah kenyataan." Tapi di dalam hatinya, ada api kecil yang terus menyala. Api itu adalah tekadnya. Alih-alih menyerah pada semua penolakan dan hinaan, ia memilih jalan yang lebih sulit-jalan penuh perjuangan dan kerja keras. Ia tak ingin hidupnya dihabiskan dalam penyesalan hanya karena ia tak cukup berani untuk mencoba. Ia memulai segalanya dari nol, mengisi hari-harinya dengan belajar, membaca, dan berlatih. Saat orang lain menikmati waktunya, ia memilih untuk tetap terjaga di malam-malam panjang, berusaha lebih keras dari siapa pun. Ia tahu bahwa satu-satunya cara untuk membuktikan dirinya bukanlah dengan membalas kata-kata mereka, tetapi dengan pencapaian yang tak bisa mereka sangkal. Namun, perjuangannya tak mudah. Ada hari-hari di mana ia hampir menyerah, saat kelelahan menghimpit, saat dunia terasa begitu berat. Tetapi setiap kali ia merasa ingin berhenti, ia mengingat mimpinya. Ia mengingat bagaimana ia ingin membuktikan bahwa dirinya mampu, bahwa ia lebih dari sekadar gadis yang diremehkan oleh banyak orang.
You may also like
Slide 1 of 9
Merajut Mimpi Dengan Seutas Tali cover
troublemaker VS ketos! ✔ cover
Trauma cover
RAYANA Transmigrasi cover
TRANSMIGRASI LIANA GADIS BAR-BAR (REVISI) cover
Different Taste (COMPLETED IN DREAME) cover
MILA Dan GESAR [TERBIT] cover
IPA VS IPS [END] cover
Nada Rahasia di Antara Kita cover

Merajut Mimpi Dengan Seutas Tali

27 parts Complete

‼️ ON GOING ‼️ Langit senja merekah jingga, membentang luas seolah tak berbatas, seperti mimpi-mimpi yang sejak kecil ia genggam erat dalam hatinya. Seorang gadis berdiri di bawah cahaya mentari yang perlahan tenggelam, menatap langit dengan sejuta harapan. Ia memiliki begitu banyak impian-besar dan bercahaya-seakan menggantung di atas sana, menunggu untuk diraih. Namun, dunia di sekitarnya tak selalu bersikap baik. Sejak kecil, ia hidup dalam bayang-bayang keraguan dan cemoohan. Orang-orang memandangnya sebelah mata, menganggapnya tidak berbakat, tidak istimewa, dan tidak memiliki masa depan yang menjanjikan. Ia sering kali merasa sendirian, diabaikan, bahkan dijauhi. Kata-kata mereka menusuk seperti pisau tajam yang menggores kepercayaan dirinya. "Kau tak akan pernah menjadi apa-apa." "Mimpimu terlalu tinggi, kau hanya akan jatuh." "Berhentilah berkhayal, hadapilah kenyataan." Tapi di dalam hatinya, ada api kecil yang terus menyala. Api itu adalah tekadnya. Alih-alih menyerah pada semua penolakan dan hinaan, ia memilih jalan yang lebih sulit-jalan penuh perjuangan dan kerja keras. Ia tak ingin hidupnya dihabiskan dalam penyesalan hanya karena ia tak cukup berani untuk mencoba. Ia memulai segalanya dari nol, mengisi hari-harinya dengan belajar, membaca, dan berlatih. Saat orang lain menikmati waktunya, ia memilih untuk tetap terjaga di malam-malam panjang, berusaha lebih keras dari siapa pun. Ia tahu bahwa satu-satunya cara untuk membuktikan dirinya bukanlah dengan membalas kata-kata mereka, tetapi dengan pencapaian yang tak bisa mereka sangkal. Namun, perjuangannya tak mudah. Ada hari-hari di mana ia hampir menyerah, saat kelelahan menghimpit, saat dunia terasa begitu berat. Tetapi setiap kali ia merasa ingin berhenti, ia mengingat mimpinya. Ia mengingat bagaimana ia ingin membuktikan bahwa dirinya mampu, bahwa ia lebih dari sekadar gadis yang diremehkan oleh banyak orang.