DAN CATATAN ITU, DIBUKA KEMBALI.
Nama gue Milan Rintikasari, biasa dipanggil Milan atau Rintik, asal jangan panggil gue Mawar; gue bukan penjual bakso berboraks. Hehe.
Gue dua bersaudara, punya kakak laki-laki yang bernama Vio Derasatu.
Kata Ibu dan Ayah gue, nama kita mempunyai filosofi. Hmm.
Milan, Ayah suka banget sama club sepak bola AC Milan. Akhirnya, ketika gue berojol ke dunia gue-lah yang kena imbas nama ini. Hehe. Kalau rintikasari, Ibu gue yang buat. Kata Ibu, pada saat Ibu gue ingin melahirkan, kondisinya lagi hujan. Belum deras, hanya rintik-rintik aja. Alhasil, Ibu mengaplikasikan kata kedua dalam nama gue. Kalau sari, itu tambahan karena gue lahir di RS Sari Asih. Hehe.
Kelak, kata Ibu dan Ayah; gue akan mencintai rintik-rintik hujan. Karena kata Ayah, mereka (Ibu dan Ayah) bertemu karena rintik-rintik hujan. Hehe. Soswiiiit.
Nah.. Sekarang kak Vio.
Vio adalah singkatan dari Pluviophile; kata Ayah-Ibu itu sebutan nama untuk orang-orang pencinta hujan, termasuk mereka. Kun Fayakun, jadilah namanya Vio.
Derasatu, untuk nama yang satu ini gue agak asing. Aneh pula pas dengarnya. Nama kok Derasatu, pikir gue. Ayah dan Ibu menjelaskan.
Pada waktu kakak gue lahir, kondisinya lagi hujan. Deras banget. Maka dari itu namanya ada kata 'deras' dan kalau 'satu' memang dia anak ke-satu. Disambung. Hmm, nama yang aneh. Hehe.
Rintiknya gue itu setetes air hujan yang jatuh ke bumi, minim; adik.
Derasnya kak Vio itu, banyaknya air yang jatuh ke bumi, maksim; kakak.
Kapasitas air hujan yang jatuh, dari rintik menjadi deras. Itulah kami, dua bersaudara pencinta hujan yang berasal dari kalangan hujan. Hmm.
Terkadang.. Eh sering maksudnya.. Gue terkagum-kagum dengan hujan yang Ayah dan Ibu selalu ceritakan.
Mereka dipertemukan saat hujan dan mempunyai anak kala hujan membasahi bumi. Dari cerita Ayah dan Ibu-lah, mengapa gue mencintai hujan?
Karen hujan memang pembawa berkah bagi keluarga kami.
Bukan kami aja, tapi semua orang.
Bagi yang memahaminya.
mengkisahkan seorang gadis remaja bernama Amelia Kanaya yang bertransmigrasi ke dunia novel yang pernah ia baca.
ia bertransmigrasi menjadi tokoh antagonis yang bernama Araya Kamelia, dibenci oleh anak-anaknya sendiri dan mati ditangan anaknya sendiri.
mampukah Amelia mengubah nasib Araya agar tetap hidup?
gas baca yuk!!