11 parts Ongoing Keduanya sama-sama tertawa ketika suasana perlahan mencair. Juwita yang mulai membuka diri kini kembali melontarkan pertanyaan acak yang Ia sesali setelahnya.
"Kamu kalo kesini sama siapa, raf ? Pacar ?"
Raut lelaki itu tiba-tiba berubah. Tatapan matanya berpendar kearah lain, menyembunyikan cemas yang tersirat di balik jawabannya yang santai.
"Pacar saya lagi gga di sini, Rei. Dan dia bukan anak tongkrongan kayak kita."
Tanpa sadar gadis itu menahan nafasnya sendiri, belum siap dengan jawaban yang diterimanya.
"Oh, gitu. Udah lama LDR-nya ?" Juwita bertanya lagi dengan wajah ingin tahu, walau kenyataannya justru sebaliknya. Sebab menurutnya akan aneh ketika topik itu hanya berhenti sampai di situ saja.
"Sejak lulus kuliah. Dua bulan yang lalu. Dia sekarang lagi lanjutin S2 di Jakarta."
"Wowww,,,hebat ya dia masih semangat untuk kuliah. Limitted edition tuh cewek kayak gitu. Kamu beruntung, raf."
Lelaki itu hanya menjawabnya dengan senyuman tipis. Kepalanya menunduk, menyembunyikan wajahnya dari Juwita yang sedang menatapnya nanar.
Setelahnya, obrolan itu terjeda beberapa saat. Keduanya kembali sibuk dengan isi kepala masing-masing. Juwita yang merasa bersalah karena telah menghadirkan pembahasan yang berat, juga Asraf yang kini sedang mengabaikan kenyataan yang membuat suasana kembali hening.
"Kayaknya salah banget ya kita baru ketemu sekarang ?"
Rasanya seperti ada sebuah kekuatan besar yang menyerap habis suara-suara di sekitar mereka. Heningnya terasa mencekam ketika hanya ada suara Asraf dan debar jantungnya di sana. Pertanyaan Asraf tadi menggaung di telinga, menimbulkan rasa perih yang tidak seharusnya ada. Untuk apa Ia merasa kecewa ketika tahu bahwa Asraf ternyata sudah punya pacar ? Bukankah mereka tidak pernah memiliki hubungan yang spesial sebelumnya ?