Negeri 3805 sebuah kisah di alam Sekepal Tanah Surga yang dicampakkan ke bumi, Kabupaten Kerinci. Perkampungan yang diapit oleh dua Bukit Barisan yang indah. Sebuah negeri yang dianugrahi gunung merapi tertinggi di Indonesia : Gunung Kerinci 3805 Mdpl. Benarkah Tuhan memberikan seseorang cobaan dan musibah yang hadir silih berganti pertanda Tuhan sedang jatuh cinta? Tidak bagi Muara, ia tak menganggap semua yang terjadi padanya pertanda Tuhan sedang jatuh cinta. Dari kecil juga ia diasuh oleh kakek dan nenek. Keluarga miskin, tinggal di rumah panggung tua khas Kerinci yang hampir tumbang. Keluarga petani yang hidup hanya memikirkan bagaimana esok hari bisa makan? Setiap hari Muara kecil bertanya di mana Ayah dan Ibu? Neneknya memberi jawaban tak sesuai harapan. Sejak kecil Muara sudah bersahabat, kawan karib yang mempunyai kisah dalam keluarga. Mereka saksi hidup pada kisah-kisah yang dijalani bersama. Zam yang bijak pemberi solusi setiap kegetiran, Wan lelaki sederhana yang dermawan, dan Capung bin Musridi yang setiap hari tidak ada perkara selain bicara sapi Australia. Kalimat almarhum Kakek kepada Muara yang ia jadikan sebagai pembakar semangat untuk mencapai impian. Berlarilah jangan henti! Tempuhlah jalan berduri itu meski kau akan terluka Berlarilah terus, mana tahu di ujung padang berduri itu madu kehidupan menunggumu Melalui perjalanan panjang Muara bangkit untuk kesekian kalinya melanjutkan impian-impian kecilnya. Peran keluarga, sahabat, dan cinta mengubah sesuatu yang tak mungkin menjadi sesuatu yang dapat dibanggakan. Tak ada yang tidak bisa terjadi selagi kita belum berhenti berjuang.
4 parts