Story cover for My Unintended [PROSES PENERBITAN] by Foebeeism
My Unintended [PROSES PENERBITAN]
  • WpView
    MGA BUMASA 227,787
  • WpVote
    Mga Boto 34,968
  • WpPart
    Mga Parte 31
  • WpView
    MGA BUMASA 227,787
  • WpVote
    Mga Boto 34,968
  • WpPart
    Mga Parte 31
Ongoing, Unang na-publish Aug 01, 2017
"If shopping is what makes her happy, I'll just need to work hard so that she'll be happy. But I know she's more than those shopaholic girl. Whatever you say, I think she deserves more than what you think."
(Luke McClary)

"This isn't love. Yes, it's not. It's just like a habit to see him everyday and then feels something's missing when he's not there... it's not love, is it?"
(Helen Alford)



Ketika cinta tumbuh dalam sebuah kebiasaan kecil dan berkembang tanpa mereka berdua sadari. Helen tidak cukup naif dalam urusan percintaan, tapi Luke membuat semuanya berbeda. Pria itu seolah membawa sisi lain dari Helen yang bahkan tidak pernah dilihat Max, Gabe, Ewan bahkan Aram yang merupakan adiknya sendiri.

Because love is what you see in every little thing you do. They trapped in their own little world, but they don't know, what kind of tricks the Bachelors will take.
All Rights Reserved
Sign up to add My Unintended [PROSES PENERBITAN] to your library and receive updates
o
#37helen
Mga Alituntunin ng Nilalaman
Magugustuhan mo rin ang
Not Me & Not Mine ni elsyaqif
22 parte Ongoing Mature
Tak ada kesalahan tanpa adanya sebuah perbuatan, begitu pula dengan kisah Zara dan Rafif-dua hati yang, entah bagaimana caranya, selalu kembali bertaut meski diwarnai begitu banyak perbedaan. Zara, seorang perempuan yang selalu berusaha memahami, menerima Rafif apa adanya, termasuk sifat kekanak-kanakannya yang sering kali membuatnya menghela napas panjang. Setiap kali dia menunjukkan sisi inner child-nya di saat-saat yang tak terduga, Zara tak bisa menahan diri untuk menyipitkan mata, menatapnya dengan ekspresi antara geli dan tidak percaya. "Kamu selalu bilang bisa menerima aku apa adanya, tapi tiap aku bersikap begini, ekspresimu langsung berubah," Rafif bersedekap, bibirnya mengerucut seakan protes. Zara mendesah pelan, menyilangkan tangan di dada. "Bagaimana tidak? Kadang kamu bisa bertingkah seperti anak kecil, bahkan di tempat umum," ucapnya, setengah gemas setengah tak habis pikir. Cinta mereka bukanlah kisah yang selalu berjalan mulus. Ia tumbuh dengan caranya sendiri-kadang seperti bunga liar yang mekar tanpa aturan, kadang seperti lukisan abstrak yang penuh warna namun sulit untuk didefinisikan. "Ambil sepatumu dan pakai, Rafif. Di tempat seperti ini pun kamu tetap saja menyusahkan," ujar Zara, matanya melirik ke arah kaki Rafif yang masih telanjang di lantai dingin. Rafif terkekeh kecil, tidak tergesa-gesa mengambil sepatunya. "Aku cuma menunggu kamu dulu sebelum pakai sepatu," katanya ringan. Zara menghela napas lagi. "Aku pergi sebentar beli makanan, bukan pergi selamanya," ia menyodorkan sesuatu pada Rafif. Sekejap mata Rafif berbinar begitu melihat apa yang ada di tangannya. "Wah! Es krim kesukaan kita! Aku mauu~" serunya penuh semangat, seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan hadiah. IG/aqieff_bhlwn Tiktok/elsyaqief
Magugustuhan mo rin ang
Slide 1 of 9
Not Me & Not Mine cover
An Introvert Man's Love Life cover
Everything Comes Back to You (n.h) cover
Cinta Dan Lukanya  cover
Backstreet: Life After Breaking Up cover
Be My Light cover
Fight For You cover
Black Rose cover
JANUS cover

Not Me & Not Mine

22 parte Ongoing Mature

Tak ada kesalahan tanpa adanya sebuah perbuatan, begitu pula dengan kisah Zara dan Rafif-dua hati yang, entah bagaimana caranya, selalu kembali bertaut meski diwarnai begitu banyak perbedaan. Zara, seorang perempuan yang selalu berusaha memahami, menerima Rafif apa adanya, termasuk sifat kekanak-kanakannya yang sering kali membuatnya menghela napas panjang. Setiap kali dia menunjukkan sisi inner child-nya di saat-saat yang tak terduga, Zara tak bisa menahan diri untuk menyipitkan mata, menatapnya dengan ekspresi antara geli dan tidak percaya. "Kamu selalu bilang bisa menerima aku apa adanya, tapi tiap aku bersikap begini, ekspresimu langsung berubah," Rafif bersedekap, bibirnya mengerucut seakan protes. Zara mendesah pelan, menyilangkan tangan di dada. "Bagaimana tidak? Kadang kamu bisa bertingkah seperti anak kecil, bahkan di tempat umum," ucapnya, setengah gemas setengah tak habis pikir. Cinta mereka bukanlah kisah yang selalu berjalan mulus. Ia tumbuh dengan caranya sendiri-kadang seperti bunga liar yang mekar tanpa aturan, kadang seperti lukisan abstrak yang penuh warna namun sulit untuk didefinisikan. "Ambil sepatumu dan pakai, Rafif. Di tempat seperti ini pun kamu tetap saja menyusahkan," ujar Zara, matanya melirik ke arah kaki Rafif yang masih telanjang di lantai dingin. Rafif terkekeh kecil, tidak tergesa-gesa mengambil sepatunya. "Aku cuma menunggu kamu dulu sebelum pakai sepatu," katanya ringan. Zara menghela napas lagi. "Aku pergi sebentar beli makanan, bukan pergi selamanya," ia menyodorkan sesuatu pada Rafif. Sekejap mata Rafif berbinar begitu melihat apa yang ada di tangannya. "Wah! Es krim kesukaan kita! Aku mauu~" serunya penuh semangat, seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan hadiah. IG/aqieff_bhlwn Tiktok/elsyaqief