Aku selalu merasa, bahwa aku hidup dititik dimana orang lain tak bisa merasa apa yang ku rasa. Hingga aku bertemu dengan Dia, si kekasih masa laluku. Kita dipertemukan dalam waktu yang berbeda, perasaan yang berbeda, namun sakitku yang masih sama. Sama-sama harus berpura-pura tersenyum dalam semu, tetapi menangis dalam sendu. Namun, sakitku tak berarti apa-apa bagimu. Tak merubah apapun untukku. Dan, tak merubah rasaku padamu. Jika aku harus berhenti berjuang ketika aku ada dititik terlemahku dan itu karena kamu. Tidak!! Aku tidak sepecundang itu. Masih ada banyak hal yang harus aku perjuangkan. Keluargaku, sahabat-sabahatku, dan tentunya kamu. Seseorang yang sangat berarti untukku. Akan ada saatnya aku mulai jengah. Jengah dengan keadaan yang semakin melemah. Hingga keadaan yang membuatku menyerah. Tetapi tak apa. Percayalah, aku akan baik-baik saja. Biar Tuhan yang menjelaskan, betapa aku menyayangi semuanya.