Dia emang gak sempurna. Jauh malah dari kata sempurna. Tapi, kesempurnaan bukan alasan gue memilih untuk bertahan sejauh ini di sampingnya. Dia juga gak memilih gue karena kesempurnaan. Karena dia sadar baik dia atau pun gue, kami sama-sama tak sempurna. Waktulah yang mengantar kami pada takdir dengan cara yang sempurna. Sempurna itu bukan berarti apa yang selama ini kami lewati berjalan tanpa rintangan. Tapi, sempurna bagi kami adalah ketika kami dapat melalui rintangan itu bersama-sama. Prilly, dialah dia yang gue maksud. Seorang gadis yang hadir di sisi gue untuk menyusun kesempurnaan yang kami inginkan bersama-sama.