Story cover for POMPIN (Telah Terbit) by FitriaRahma
POMPIN (Telah Terbit)
  • WpView
    Reads 709
  • WpVote
    Votes 46
  • WpPart
    Parts 14
  • WpView
    Reads 709
  • WpVote
    Votes 46
  • WpPart
    Parts 14
Ongoing, First published Aug 08, 2017
Judul : POMPIN
Penulis : Fitria Rahma
Penerbit : Loka Media
Jumlah Halaman: 213 hlm
Ukuran : 13 x 19 cm
Terbit: Januari 2017
ISBN : 978-602-60255-4-8

"Aku menyerah. Aku nggak akan ikut lomba itu."

Tini, siswi kelas 12 IPA 1 mulai meragukan impiannya menjadi fashion designer. Dia merasa tidak akan bisa meraih impiannya karena kemampuan menggambarnya yang minim. Dia hampir saja putus asa akan impiannya itu. 

Apakah Tini akan menyerah begitu saja dan membiarkan impiannya hanya menjadi bunga tidur?
All Rights Reserved
Sign up to add POMPIN (Telah Terbit) to your library and receive updates
or
#44fashiondesigner
Content Guidelines
You may also like
DISA by bukanmelati
28 parts Complete Mature
Menjadi seorang karyawati di salah satu perusahaan accesories mobil di Jakarta bukanlah mimpi Disa. Sejak kecil, ia menginginkan dirinya memakai seragam polisi wanita dan membuat bangga kedua orang tuanya yang tinggal di sebuah kampung kecil di pedalaman Jawa tengah. Tetapi, setelah ia tidak lulus dalam tahap seleksi polisi wanita, ia meninggalkan kampungnya untuk merantau ke Ibu kota dengan keyakinan ia akan mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya untuk mendaftar polisi wanita pada tahun berikutnya. Selain itu, tujuannya ke Ibu kota juga agar lebih dekat pada kekasihnya yang sedang menjalani pendidikan untuk menjadi seorang TNI. Bagi Disa, jika ia tak bisa meraih cita-citanya, maka kekasihnya, Revan, yang harus meraihkan untuknya meski TNI dan polisi tentu bukan hal yang sama. Caca, sahabat Disa dari kecil yang juga merantau di Jakarta, sangat mengetahui hal itu. Cinta Disa kepada Revan bukan cinta yang tulus karena perasaan semata. Menurut Caca, Disa menjadi bodoh karena cinta yang ditunggangi ambisi tersebut. Disa pernah diselingkuhi oleh Revan berkali-kali tetapi ia selalu memaafkan. Caca menjadi satu-satunya orang yang mengerti alasan kenapa Disa tidak mau melepaskan Revan. Pada akhirnya, cinta yang tidak tulus berbuntut pada masalah bertubi-tubi. Disa mulai kehilangan kepercayaan dirinya sendiri. Revan selingkuh lagi, Caca pulang ke kampung halaman, dan buku catatan yang selama ini menguatkannya menjadi tidak berarti lagi. Disa sangat frustasi, kesepian, dan mulai hilang harapan. Apalagi ia juga mengalami kecelakaan yang membuatnya tidak mungkin bisa meraih cita-citanya. Disa mulai membenci semua hal. Ia benci pada dirinya sendiri, ia benci pada Caca, ia benci pada keluarganya yang diam-diam menutupi kebusukan Revan. Pada saat seperti itu, munculah sosok Faris, seorang editor buku yang ia kenal beberapa bulan lalu.
You may also like
Slide 1 of 10
Gadis Tteokbokki & Cowok Mochaccino (DITERBITKAN) cover
Young, Dumb, Stupid cover
SQUAD OF CAT  cover
DISA cover
Sahabat Until Jannah (SUDAH TERBIT) cover
Okay, We're Married on July cover
Love Of My Life (Tamat) cover
Kelas A [End] cover
Choices cover
Bad and Good cover

Gadis Tteokbokki & Cowok Mochaccino (DITERBITKAN)

14 parts Complete

SEGERA DITERBITKAN Sebenarnya ini adalah idenya Liaa. Entah apa yang merasuki otaknya kali ini, sehingga memintaku untuk menulis. Aku tidak pandai merangkai kata-kata, apalagi menyelesaikan suatu cerita. Tidak seperti Liaa yang sangat menikmati saat-saat merangkai setiap paragraf dalam mengembangkan idenya. Bersenandika, mengolah diksi, menulis berbagai tema, dan menuntut pancaindra agar lebih peka. Bila satu paragraf saja membuatku termenung berlama-lama, apalagi satu novel yang sampai beratus-ratus halaman tebalnya. Aku bisa gila, Liaa. Namun, gadisku yang cerewet dan berambisi besar itu pasti akan memprotes, "Kamu pasti bisa, kok, jangan pesimis, deh! Belum apa-apa udah ngeluh. Nulis itu gampang, cuma kamunya aja yang gak mau usaha!" Begitulah Liaa, dia 'illfeel' dengan orang yang angkat tangan sebelum berjuang. Alih-alih memotivasi, malah muncrat juga omelannya. "Iya, Liaa. Jangan ngambek, aku cium, nih!" Ancamanku membuat pipinya seketika memerah bak kepiting rebus. Aku sangat buruk dalam mengembangkan ide cerita. Jauh dibanding Liaa yang bisa menyelesaikan dua novel sekaligus. Ya, novel-novel itu adalah kisah kami yang dia tulis. Tugasku cukup diam dan jangan membuatnya marah. Jika tidak, Liaa akan berhenti menulis dan mengomel seperti ibu-ibu kostan. Karena sejatinya waktu terbaik untuk menulis adalah 'mood' yang baik.