SOTUS (NamJin) - Of Iced Coffee and Pink Latte
  • Reads 229,437
  • Votes 26,530
  • Parts 33
  • Reads 229,437
  • Votes 26,530
  • Parts 33
Ongoing, First published Aug 10, 2017
[BTS - NamJin] SOTUS Remake. Tentang jarak dua tahun, es kopi, harga diri, pemandangan di beranda, Namjoon yang tak pernah berhenti penasaran, dan Seokjin yang tak ingin menerima senyuman. NamJin. Vkook. YoonMin.
  
"Kau akan kujadikan suami. Dan akan kuambil roda gigi itu darimu."
  
__
  
Disclaimer:
SOTUS The Series - GMM TV Ltd / BitterSweet
BTS - Big Hit Entertainment

__
All Rights Reserved
Sign up to add SOTUS (NamJin) - Of Iced Coffee and Pink Latte to your library and receive updates
or
#14j-hope
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
After Graduation cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
Kisah Tak Sempurna cover
Little Dumplings cover
He Fell First and She Never Fell? cover
The Qonsequences cover
Rafa  cover
Kesayangan Bunda cover
Ziel Alexander Dominic [PDF]✔️ cover

Dosa Ku

69 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.