Perkenalan ini begitu singkat, bahkan tak tau ujung diawal kita bertemu dimana.
sore itu, yang saya ingat pertama kali saat anda mengucapkan kata "Hai" pada saya.
"Hai, dari mana?" anda menyapa dengan senyuman yang begitu bersemangat
"Saya dari SMA 111 kak". dan saya pun menjawab dengan senyuman yang berusaha menyejukkan.
Tak ada kesan khusus pada pertemuan kita waktu sore itu.
Hari demi hari kita lewati sebagai partner kerja.
semula saya menganggap anda biasa, namun seiring berjalannya waktu, saya membenci anda.
Entah apa dalam pikiran saya yang dengan sesingkat itu bisa membenci anda. Dan hubungan kita pun dingin, lebih dingin dari suhu di kutub utara.
sampai pada akhirnya, di bawah sinar bintang dan hembusan angin malam ini saya dan anda terjebak disatu sudut lapangan. Dimalam ini, anda memulai lagi senyuman yang dulu pernah anda beri kepada saya. "Din, boleh saya berbicara?" anda bertanya dengan suara yang begitu menyejukkan. "Ya silahkan" saya berusaha dengan suara yang begitu datar. " saya rindu anda yang saya kenal, saya tak tau mengapa saya begitu membenci anda saat saya melihat anda tertawa dengan laki-laki lain selain saya. Saya tak tau perasaan apa yang saya punya ke anda" dia menatap saya tajam. Saya terperanjat, hati saya berdebar tak tau mengapa. "saya juga membenci anda saat anda bisa bahagia bersama wanita lain, dan saya pun tak tau apa isi hati saya" saya berusaha membalas tatapannya. Mulai malam itu, kami berdua menjadi lebih akrab lagi, tapi semakin hari yang kita lewati semakin saya takut kehilangan dia. saya ingat, saat dia tiba tiba membawa saya pergi ke suatu tempat dimana kita bisa menikmati sinar bintang dan menatap seluruh isi kota ini. "Tadaaaa, im sorry din, saya menculik anda kesini karna saya ingin berkata hal yang penting pada anda" dia mulai menatap ku sayu. oh tuhan, kumohon jangan putar waktu lebih cepat, saya ingin tetap bersama dia. menatap mata bulat ciptaanMu ini tuhan. dia menggenggam tanganku dan mulai berbicara...
Handaru Gama Atmadjiwo tidak tahu jika keputusannya untuk kembali ke Ibu Kota menimbulkan petaka. Baru satu hari tiba, dia sudah terlibat skandal dengan seorang gadis muda. Skandal yang membuat citra keluarga Atmadjiwo ternoda. Sialnya, dia harus bertanggung jawab untuk menikahinya.
Pernikahan yang awalnya hanya sebatas di atas surat harus berubah ketika perasaan mulai terlibat. Tanpa Ndaru ketahui jika benang merah ternyata sudah lama terikat. Lalu ia pun dibuat bimbang untuk tetap memilih tinggal atau tak terlibat.
"Apa yang kamu inginkan, Shana?" tanya Ndaru.
"Saya mau Pak Ndaru menikahi saya."
***
Viallynn