"udah lama banget yaa.. banyak yang berubah dari kamu" katanya masih memegang tanganku kuat, akupun menarik tanganku tak kalah kuat. Dia tertawa pelan melihat wajah malu ku, malu apabila bunda melihat, malu apabila ibu melihat, aku akan jadi bual-bualan dirumah karena keluarga ku paling ingat dengan rio teman sekolah dasar yang selalu mengirimkan surat-surat cinta anak kecil untukku. Rio mengajakku pindah duduk ke tempat yang tidak terlalu ramai untuk berbicang-bincang. Banyak hal yang kami bahas, mulai dari masa lalu hingga masa depan, tentang nya, tentangku hingga tentang kami. Sudah lama sekali tidak bercerita senyaman ini, selayaknya kawan lama.
"jadi kamu kok bisa kurusan begini? Tinggi banget lagi kaya raksasa kamu eh jadi putih juga" tanyanya sambil memperhatikanku dari atas hingga bawah membuatku risih .
"jadi menurut kamu dulu aku gendut? Item?"
"iya iyalah, dulukan kamu tuh item ya, gendut lagi, tinggi juga. Serem dah" katanya menggidikkan bahu dan cekikikan. Aku hanya menatap matanya tajam tanpa kata. Memang aku akui dulu aku begitu cuek pada penampilan, sebodo amat dan tomboy banget. Namun setahun belakangan setelah kegagalanku dengan orang yang kuanggap akan menjadi orang terakhir dalam hidupku, orang yang dengan childish nya kuanggap menerima aku apadanya malah mengecewakkanku, dan membuat perubahan begitu banyak dalam diriku. Mulai membenahi diri menjadi wanita "normal" hahaha feminism, belajar anggun, belajar menggunakan hak tinggi , belajar menggunakan rok bahkan make up meski make up natural.
Kaesar Morvayn Leonard, pemuda yang dikenal sebagai pemimpin geng Morvaylus, hidup dalam kekacauan dan pemberontakan. Namun, hidupnya berubah ketika ibunya mengungkap rahasia tentang ayah kandung yang selama ini tidak pernah ia kenal.
"Ibu akan menikah lagi. Keluarga calon suami Ibu... mereka tidak menerima masa lalu Ibu yang memiliki anak," ucap Marcia dengan suara serak.
"Kae, kamu harus menemui ayahmu. Kamu tidak bisa tinggal di sini lagi."
Terpaksa meninggalkan rumah, Kae memulai perjalanan untuk menghadapi masa lalu dan mencari jawaban, sambil melawan kemarahan dan rasa hampa yang membelenggunya.